Budi Pratama : 11110470
Nuri
Afriyanti : 15110169
Toni
Tanamal : 16110931
Tugas ke 3 Soft skill Bahasa
Indonesia.
Tugas ini dikerjakan secara berkelompok (1 tim 3 mahasiswa) dan diupload ke masing-masing blog student.
Jawaban kalian dapat berupa argumentasi atau eksposisi!
1.
Mengapa
fungsi komunikasi bahasa disebut fungsi dasar? Mengapa pula disebut fungsi
utama?
2.
Sebutkan
tiga contoh alat komunikasi sosial yang bukan bahasa, dan jelaskan fungsinya!
3.
Bahasa
Indonesia mempunyai empat jenis definisi, yaitu definisi nominal, formal,
operasional, dan luas. Jelaskan ke 4 jenis definisi tersebut dan tuangkan
jawabannya dalam sebuah teks dengan topik Teknologi Informasi atau yang terkait
dengan bidang studi kalian. Tulisan dibuat secara singkat dan jelas!
4.
Bacalah
surat kabar dan majalah. Cari dan temukan paragraf argumentasi yang deduktif
dan induktif!
5.
Cari
dan temukan paragraf atau wacana campuran : deskripsi, narasi, argumentasi,
baik yang deduktif maupun yang induktif !
Jawaban :
1.
Menurut
kami, fungsi komunikasi bahasa dapat dikatakan sebagai fungsi dasar karena
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi melalui lisan (bahasa primer)yang
bertujuan untuk merumuskan maksud kita. Berkomunikasi melalui lisan (dihasilkan
oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol bunyi, dimana setiap simbol
bunyi memiliki ciri khas tersendiri. Suatu simbol bisa terdengar sama di
telinga kita tapi memiliki makna yang sangat jauh berbeda. Misalnya kata
’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta, sedangkan dalam bahasa Indonesia
artinya kandang atau tempat. Secara langsung bahasa merupakan akibat yang lebih
jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita
tidak diterima atau dipahami.
Dan dapat juga dikatakan sebagai
fungsi utama karena bahasa adalah
penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain. Keterikatan dan
keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak tetap dan selalu
berubah seiring perubahan kegiatan manusia dalam kehidupannya di masyarakat.
Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan dan perluasan,
melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang dialami masyarakat.
Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa asing Sebagai contoh
masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking” daripada
“Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”, “Open
House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa sebagai
alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
2.
Alat
komunikasi dapat berupa bahasa dan tulisan. Dimana bahasa adalah alat untuk
berkomunikasi melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder).
Contoh alat komunikasi yang bukan
berupa bahasa artinya berupa tulisan, yaitu :
1.
Spanduk
, fungsinya : sebagai alat promosi
2.
Surat
, fungsinya : sebagai alat komunikasi
tak langsung, atau tidak tatap muka dan sebagai alat bukti tertulis.
3.
Rambu
Lalu Lintas : sebagai peringatan,larangan,
perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
3.
Teknologi
Informasi Dalam Bahasa
Definisi
Nominal : Definisi ini
terutama digunakan di dalam kamus, baik kamus satu bahasa (seperti Kamus Umum
Bahasa Indonesia), maupun di dalam kamus dwibahasa,
seperti kamus (Bahasa Inggris-Indonesia), dan kamus etimologi. Dalam definisi ini suatu kata dibatasi dengan kata lain yang merupakan sinonimnya
(padanannya), dengan terjemahannya,
atau dengan menunjukkan asal katanya
(etimologinya). Misalnya kata “otak” didefinisikan dengan kata “benak”, “road”
dengan kata “jalan” dan “bhineka” dengan bentuk selesai dari akar kata “bhid”
(S) + “ika”.
Definisi Formal : Definisi formal atau definisi logis merupakan batasan ilmiah yang kerap kali digunakan di dalam karangan ilmiah. Di dalam definisi ini, suatu istilah dikeluarkan dari genus dan spesiesnya. Dengan demikian, untuk dapat membuat definisi formal, kita harus memiliki pengertian dan prinsip-prinsip klasifikasi kompleks (baca juga: Gorys Keraf, Metoda Klasifikasi dalam Eksposisi dan Deskripsi).
Suatu definisi
formal selalu terdiri dari dua ruas
(bagian), yaitu bagian yang didefinisikan yang disebut definiendum, dan bagian
yang mendefinisikan disebut definiens. Menurut peraturan, tempat kedua suku
tersebut harus dapat dipertukarkan tanpa mengubah arti. Jika X = Y merupakan
definisi formal, maka harus dapat diubah menjadi Y = X; sama saja dengan 4 + 5
= 9 dapat diubah menjadi 9 = 4 + 5.
Definisi Operasional : Definisi operasional menunjukkan kepada kita apa yang harus kita lakukan dan bagaimana melakukannya, apa yang akan diukur dan bagaimana mengukurnya. Definisi ini kita perlukan terutama jika kita mengadakan penelitian sehubungan dengan hal-hal yang tidak diamati atau diukur secara langsung seperti hasil belajar, kemampuan menalar, dan inteligensi.
Misalnya, anda
ingin mengetahui apakah mutu makanan mempengaruhi pertumbuhan ikan. Dalam hal
ini ada dua hal yang perlu dijelaskan, yaitu “mutu makanan” dan “pertumbuhan
ikan”.
Kalau ”mutu
makanan” dijelaskan dengan “kualitas makanan” (definisi nominal) atau
“sifat-sifat pada makanan yang menentukan apakah makanan itu baik atau tidak
untuk pertumbuhan badan”, belum diperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang
akan dilakukan mengenai makanan ikan itu. Akan tetapi, kalau kata “mutu
makanan” itu didefinisikan sebagai “kadar protein yang terkandung di dalam
makanan”, persoalannya menjadi lebih jelas. Anda segera dapat menentukan
barangkali bahwa anda akan membandingkan pengaruh dua jenis makanan, yaitu
makanan dengan kadar protein 60% dan makanan dengan kadar protein 25%. Demikian
juga kata “pertumbuhan ikan”, jika didefinisikan sebagai ”perkembangan ikan”,
apakah sudah jelas apa yang hendak anda lakukan atau anda ukur? Belum, bukan?
Tentunya berbeda jika didefinisikan sebagai “rata-rata pertambahan berat ikan
selama diberi makanan”, bukan? Anda tahu apa yang akan anda lakukan. Sebelum
diberi makanan, kedua kelompok ikan (yang tentu saja umur dan jumlahnya sama)
ditimbang sehingga anda tahu berapa rata-rata beratnya. Kemudian setelah diberi
makanan selama waktu tertentu, ditimbang lagi untuk melihat rata-rata
pertambahan beratnya. Anda tahu bagaimana menghitungnya, tentu!
Jadi jelaslah,
dari definisi operasional misalnya “rata-rata pertambahan berat ikan“, Anda
tahu bahwa yang diukur ialah rata-rata selisih antara berat ikan sebelu diberi
makanan dan sesudah diberi makanan. Anda juga tahu bahwa untuk mengukurnya
diperlukan timbangan.
Definisi Luas :
Definisi
ini merupakan uraian panjang lebar;
mungkin satu paragraf, satu bab, atau bahkan meliputi seluruh karangan.
Definisi ini kita perlukan jika kita berhadapan dengan suatu konsep yang rumit,
yang tidak mungkin dijelaskan dengan kalimat pendek. Konsep “ketahanan
nasional” misalnya, tidak akan jelas jika hanya didefinisikan sebagai
“kemampuan dinamik suatu bangsa yang dapat dihimpun menjadi kekuatan nasional
untuk mengatasi tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam
maupun dari luar”. Oleh karena itu, konsep tersebut diberi definisi luas. Dari
definisi itu kita dapat mengetahui perkembangan konsep itu, unsur-unsurnya,
pengembanganya di dalam semua aspek kehidupan bangsa.
Contoh-contoh
1)Definisi
Nominal
•
Badut
ialah pelawak.
•
Kesenjangan
ialah gap.
•
Kemampuan
fisik ialah kesanggupan badani.
•
Bahasa
berasal dari kata bhasa (S) yang diturunkan dari akar kata bhas.S
•
Kelapa
ialah yang di dalam bahasa latin disebut Cocos nucifera LINN.
2) Definisi
Formal
•
Kiper
adalah pemain bola yang bertugas menjaga gawang.
• Kueskiorkor
ialah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein pada anak-anak.
•
SPG
ialah lembaga pendidikan kejuruan yang mendidik calon guru SD.
•
Bambu
ialah sejenis rumput yang batangnya berkayu.
3) Definisi
Operasional
•
Kepadatan
penduduk ialah jumlah rata-rata penduduk perkilometer persegi.
•
Kecepatan
kapal laut ialah rata-rata jumlah knot yang dapat ditempuh kapal laut dalam
satu jam.
•
Daya
angkut mobil sampah ialah jumlah sampah dalam meter kubik yang dapat dimuatkan
dalam bak mobil.
•
Hasil
belajar mahasiswa ialah indeks prestasi yang dicapai pada akhir semester.
•
Kecepatan
membaca ialah rata-rata jumlah kata yang dapat dibaca dalam satu menit.
4. Paragraf argumentasi ditulis dengan
menggunakan penalaran induktif atau deduktif. Dalam paragraf induktif, penulis
memulainya dari uraian yang mengerucut ke kalaimat inti/kesimpulan. Paragraf
deduktif sebaliknya. Paragraf ini dimulai dari kristal pembicaraan, pernyataan
inti berupa kalimat terletak pada posisi awal dalam paragraf. Kalimat-kalimat
selanjutnya merupakan uraian ide pokok yang sifatnya menerang jelaskan.
Berikut
kalimat argumentasi bersifat Deduktif :
“ Sebuah
pesawat jenis angkut jenis Dornier 328 milik militer Amerika Serikat mendarat
tanpa izin di Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Pesawat dengan
nama Magma 01 itu diketahui sedang dalam sebuah misi penerbangan dari Colombo
menuju Singapura dan memasuki wilayah udara Indonesia tanpa permisi, Senin 20
Mei lalu, pukul 14.30 WIB.”
Berikut
kalimat argumentasi bersifat Induktif :
“ Menurut Dia,
sulit dipercaya jika pilot Amerika melakukan penerbangan tanpa tujuan jelas.
Penerbangan pesawat itu bahkan tidak diketahui Kedutaan Besar Amerika Serikat
di Jakarta. Atase Pers Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Troy
Pederson, mengaku tidak mengetahui tentang pendaratan peswat tersebut. “Tidak
ada informasi maupun komunikasi dengan pihak militer Amerika, “ kata Nuning.”
5.
Wacana
Campuran
contoh
Deduktif :
LETJEN
MOELDOKO MENJADI KSAD
“Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono melantik Wakil Kepala Staff Angkatan Darat (Wakasad)
Letnan Jenderal (Letjen) Moeldoko menjadi Kepala Staff Angkatan Darat (Kasad),
Rabu lalu. Jendral Bintang tiga ini menggantikan Jenderal Pramono Edhie Wibowo,
yang pensiun pada Juni mendatang.
Letjen
Moeldoko adalah Lulusan terbaik Akademi Militer Angkatan 1981 sehingga berhak
atas bintang Adhi Makayasa. Sebelum menjabat sebagai Wakasad, pria kelahiran
Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957, itu pernah menjabat sebagai Pangdam
Tanjungpura dan Pangdam Siliwangi.
Moeldoko
menyisihkan kandidat lain yang disiapkan Mabes TNI, yaitu Letjen M. Munir dan
Letjen Gatot Nurmantyo. Jenderal yang besar di Kostrad ini telah menjalani fit
and proper test dan mendapat persetujuan dengan Presiden.
Sejauh
ini, belum jelas apa yang akan dilakukan Pramono setelah pensiun, meski timbul
spekulasi bahwa ia akan menjadi calon Ketua Umum Partai Demokrat atau sebagai
kandidat Presiden RI. “
contoh
Induktif :
PERTARUNGAN
KETAT PILKADA BALI
“Perhitungan
cepat sejumlah lembaga survei terhadap hasil pemilu kepala daerah (pilkada)
Bali memenangkan pasangan nomor urut 1, Anak Agung Ngurah Puspayoga – Dewa
Nyoman Sukrawan, sebagai pemenang. Pasangan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) ini, menurut versi quick count, menang tipis atas pesaingnya,
pasangan I Made Mangku Pastika – Sudikterta, yang diusung delapan partai
politik, yaitu Golkar, Demokrat, Hanura, Gerindra, Partai Nasionalis Bung
Karno, Partai Karya Peduli Bangsa, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia, dan
Partai Amanat Nasional.
Hasil quick
count Saiful Mujani Research and Consulting menyebutkan, Puspayoga unggul
dengan perolehan suara 50,31%, menyisihkan incumbent I Made Mangku Pastika yang
mendapat suara 49,69%. namun komisi pemilihan umum belum mengumumkan hasil
rekapitulasi resminya.
Selisih
perolehan anatara dua kubu yang cukup tipis itu sempat membuat dua kubu sanling
mengklaim kemenangan dengan perhitungan masing-masing. Pada Pilkada yang berlangsung
Rabu pekan lalu itu, dilaporkan terjadi kecurangan di sejumlah tempat
pemungutan suara di tiga kabupaten, yakni kabupaten Karangasem, Tabanan,
Buleleng.
Wakil
Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa kecurangan
itu merugikan pihaknya. “Bila bukti-buktio dan fakta itu sudah memenuhi aturan
hukum, kami segera melaporkan ke Panitia Pengawas Pemilu,” katanya. Pilkada
Bali yang berlangsung ketat ini hanya diikuti dua pasangan kandidat.”