Laman

Sabtu, 30 April 2011

Mengapa Harus Gelisah??Padahal Gelisah Itu Hiasan Hidup.


 Gelisah itu hiasan hidup. Dalam batasannya yang wajar ia bisa menyemangati. Sebab dengan gelisah kita jadi bisa bergeliat. Maka gelisah seperti ini adalah awal dari semua kebangkitan. Gelisah adalah potensi yang melekat pada diri kita secara penciptaan. Bahwa kita mempunyai modal untuk gelisah secara anatomic. Tetapi yang menbedakan adalah bagaimana kita menghadapi gelisah itu dan seperti apa kita menindaklanjutinya.

Gelisah atas bahagia orang lain adalah penyakit kehidupan yang lahir dari pandangan dangkal; dan perasaan yang keliru. Ini tentang seperti apa kita memandang. Ini tentang apa kita merasakan. Seperti apa pandangan dan perasaan kita tentang diri kita dan tentang orang lain dimata kita akan sangat berpengaruh bagi pilihan sikap kita serta sangat turut andil dalam proses membentuk perilaku kita.

Ada orang yag gelisah akan bahagia orang lain. Dan itu seperti perilaku yang tak mudah untuk dimengerti. Bahagia seseorang adalah kesenangan untuk dirinya, sedang bagi orang lain yang melihat seringkali mengalami gelisah. Ada semacam ketidakrelaan pada bahagia yang didapat saudaranya. Mengapa harus gelisah ? mengapa harus menciptakan derita pada diri sendiri? Melihat bahagia orang seringkali menciptakan gelisah yang sama sekali tidak memeberi manfaat, tapi melihat bahagia orang juga bisa memberikan dorongan untuk selalu memberikan yang terbaik.

Harga yang harus dibayar untuk sebuah kegelisahan yang lahir dari iri dan dengki, begitu besar dan mahal. Karena kita menebusnya dengan hati, daging, atau mungkin dengan darah. Ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan kita menjadi taruhannya. Padahal sedikitpun kita tidak akan mendapatkan manfaat dari itu. Karena itu bukan gelisah yang harus kita pupuk, melainkan dengan melihat orang itu bagaimana ia menjalani proses menuju bahagia. Disana terdapat pelajaran, tergambar langkah-langkah untuk maju dan berprestasi. Belajar dari siapapun mengenai apapun yang bermanfaat, adalah sebuah sikap yang seharsnya kita lakukan dalam menggapai keberhasilan hidup kita. Karena itu jadikan bahagia orang sebagai penyemangat, bukan gelisah yang membinasakan. Mu’awiyahra pernah berkata, “tidak ada potensi keburukan yang menyamai dengki; ia membunuh sipendengki sebelum ia sampai kepada orang yang dia dengki.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar