Laman

Rabu, 23 Februari 2011

Manusia dan Kebudayaan


Rangkuman dari dalam buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar H. Fri Suharya., SH., MH.
 Penerbit  Maharani Press - Bogor 2007.

Sebelum masuk kepada tema yang akan saya tutukan alangkah baiknya kita mengulas kembali apa itu pengertian dari kebudayaan, Secara gramatikal kata budaya ini berasal dari bahasa Sansekerta yang berbunyai buddayah, yakni suatu bentuk jamak dari budi yang mengandung pengertian Budi atau Akal. Hasil budaya atau buah budi manusia manusia apa yang dikenal dengan istilah atau kata kebudayaan. Kebudayaan ini ada yang berwujud kebendaan (materiil) ada yang tidak berwujud kebendaan (non-materiil). Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Karena disini disebut manusia, maka yang dimaksud adalah individu dan masyarakat. Karena manusia adalah mahluk social (homo socius). Pada dasarnya masyarakat itu mmerupakan ndividu yang diorganisasikan. Drs. SOENARTO. Op. Cit. Hal 65. Jadi jelas kalau mengatakan manusia meliputi di dalammnya baik dalamnya baik secara individu maupun masyarakat. Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.

            Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian.  Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara. Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Sebagaimana telah diungkapkan diatas bahwa manusia untuk mempertahankan hidupnya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu. Akibat itu pulalah lahirnya kebudayaan dan cara-cara serta usaha-usaha untuk memenuhi kebutuhan. Kebutuhan itu tentu saja sesuai dengan tingkat keadaan sekitarnya, sehingga jelaslah sudah hubungan antara manusia dengan kebudayaan itu tidak bias dipisahkan. Karena didalam kelangsungan hidupnya manusia akan selalu membutuhkan hasil ciptaan kebudayaan dalam berbagai lapangan kehidupannya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar